Pasalnya, hampir setiap hari ratusan mobil dump truk pengangkut tanah merah untuk pembangunan perumahan tersebut mengganggu aktivitas warga dan mencemari lingkungan. Bahkan, mengakibatkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.
"Proyek pengurugan tanah untuk pembangunan perumahan itu sangat meresahkan kami sebagai warga disini. Selain bising, beberapa rumah warga juga temboknya mengalami retak-retak akibat adanya proyek itu," aku salah satu warga Babelan. Daeng (40), Selasa (5/9/2017)
Selain itu, akibat lain dari aktivitas proyek tersebut juga berimbas terhadap kesehatan masyarakat setempat. Salah satunya, banyak warga yang terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat polusi yang disebabkan oleh aktivitas kendaraan berat.
"Belum lagi ngebul (polusi udara) akibat tanah merah yang berceceran di sepanjang jalan raya. Dampaknya banyak warga yang terkena ISPA, dan jalan raya pun sangat rawan kecelakaan akibat truk proyek itu," keluhnya.
Untuk itu, dirinya pun berharap agar pemerintah setempat bisa mengambil sikap atas pekerjaan proyek pembangunan perumahan yang mengganggu aktivitas warga. Jangan sampai warga berubah menjadi geram dan melakukan pemberontakan.
"Ini harus menjadi perhatian semua pihak sehingga pelaksanaan pembangunan tidak merugikan orang lain. Sebenarnya, kami tidak akan menghambat proyek perumahan tersebut. Tetapi jangan sampai ada warga yang dirugikan," pungkasnya. (Red)
Post a Comment