Jakarta- Komisi I DPR akan menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap Sutiyoso sebagai calon kepala Badan Intelijen Negara, pada Selasa (30/6/2015) pagi ini. Uji kelayakan dan kepatutan dijadwalkan berlangsung pukul 10.00 WIB di ruang rapat Komisi I DPR , Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Uji kelayakan dan kepatutan ini tidak akan menentukan apakah Sutiyoso lolos atau tidak lolos sebagai orang nomor satu di BIN. Komisi I DPR nantinya hanya akan memberikan rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo. Presiden lah yang akan memutuskan apakah Sutiyoso layak menggantikan Marciano Norman.
"Setelah fit and proper test nanti kita akan langsung rapat internal tertutup. Semoga bisa cepat agar tidak ada kerjaan lain yang tertunda," kata Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta,(29/06)
Hanafi mengatakan, di awal uji kelayakan dan kepatutan, Sutiyoso akan menyampaikan visi misinya sebagai calon kepala BIN. Setelah itu, anggota Komisi I mengajukan pertanyaan kepada mantan Pangdam Jaya itu.
"Kita usahakan semua anggota komisi hadir," kata Hanafi.
Ancaman ideologi dan ekonomi
Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, Komisi I akan menguji kemampuan Sutiyoso mulai dari mengatasi ancaman terhadap ideologi, hingga ancaman terhadap ekonomi.
"Kami lihat paling tidak ada dua tantangan besar itu," kata Tantowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/6/2016).
"Kami lihat paling tidak ada dua tantangan besar itu," kata Tantowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/6/2016).
Ancaman terhadap ideologi, kata dia, korelasinya akan berujung kepada keutuhan NKRI seperti paham radikalisme dan paham lain yang ingin menggantikan eksistensi Pancasila dan UUD 1945. Contohnya, kata dia, adalah organisasi Islam di Irak dan Suriah yang perlahan-lahan mengancam keamanan nasional.
"BIN akan menjadi lini terdepan untuk mengantisipasi ancaman yang akan dihadapi," kata dia.
Selain bertanggungjawab terhadap ancaman keamanan, lanjut Tantowi, BIN juga harus bertanggungjawab terhadap ancaman ekonomi. Setiap investasi yang masuk ke Indonesia, tidak mungkin tidak diikuti agenda tertentu. Tugas BIN yang akan mengidentifikasi agenda-agenda tersebut.
"Ancaman tersebut dibungkus sesuatu yang disebut dengan cyber. Intelejen kedepan tidak lagi konvensional tapi mengarah kepada IT," ucapnya.
Sumber: Kompas.Com
Post a Comment