Kota Bekasi Sulap Sampah Jadi Listrik

Liputan News-Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menggandeng pihak ketiga PT Nusa Wijaya Abadi untuk merubah timbunan sampah di TPA Sumur Batu, Bantar Gebang menjadi energi listrik. Untuk selanjutnya, energi yang dihasilkan tersebut, nantinya akan dijual ke Perusahaan Listrik Negara atau PLN.Rabu,(10/06/ 2015).

Walikota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, bahwa di TPA Sumurbatu terdapat timbunan sampah diatas lahan seluas 15,8 hektar itu menghasilkan sampah yang setiap harinya mencapai 2 juta meter kubik.

Oleh karenanya, Kota Bekasi mendapat predikat sebagai kota sampah dan menduduki peringkat ketiga di dunia. Selain di TPA Sumur Batu, Walikota mengakui bahwa terdapat banyak TPSS dibeberapa titik yang tidak terangkut dengan baik oleh pemerintah. Hal itu disebabkan armada truk milik Pemkot Bekasi hanya mampu mengangkut 40 persen sampah yang dihasilkan oleh warga Kota Bekasi.

"Sehari sampah yang dihasilkan warga Kota Bekasi, 1.500 ton. Dalam waktu dua bulan ke depan, kita akan kesulitan membuang sampah ke TPA, karena terbatasnya lahan," ujar Walikota saat meresmikan launching proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Sumurbatu.

Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya terkendala dalam hal pembebasan lahan, padahal daya tampung pada saat ini sudah tidak memadai. Hal inilah yang dianggap Walikota masalah besar yang kemudian harus ada solusinya, seperti mengolah timbunan sampah menjadi energi listrik. 

"Selain mengurangi timbunan sampah, pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik akan membuat lahan semakin luas,"ucapnya.

Merubah sampah menjadi listrik, kata Rahmat, juga dapat mengurangi biaya pengelolaan TPA yang mencapai Rp5 miliar pertahun. Selain itu, sisa pengolahan sampah dengan cara dibakar juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair.

"Kalau pembangkit listrik ini selesai, Kota Bekasi pantas mendapat Piala Adipura," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Nusa Wijaya Abadi, Teddy Sujarwanto mengatakan investasi tahap awal mesin pengolah sampah menjadi energi listrik, mencapai Rp130 miliar. 

"Proses instalasinya akan terbagi menjadi beberapa tahapan," kata Teddy menjelaskan, bahwa pada instalasi tahap awal akan ada dua unit mesin pengolah sampah menjadi listrik yang akan dipasang. Mesin tersebut masing-masing berkapasitas produksi 2,3 Mega Watt (MW), hasil pengolahan 384 ton sampah warga Kota Bekasi dalam satu hari.

Pada tahap selanjutnya, pihaknya akan kembali menambah enam mesin pengolah sampah masing-masing berkapasitas 2x2,3 MW, 2x4 MW, dan 2x6 MW.

"Total produksi listrik dari sampah di TPA Sumurbatu  mencapai 29,2 MW dari bahan baku  2.450 ton sampah Masyarakat  Kota Bekasi setiap harinya," katanya.

Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa, menurut Teddy dikerjakan pihaknya dengan melibatkan anak perusahaannya.

Untuk instalasi, katanya, pada mesin pertama akan membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan, sementara unit dua butuh waktu pemasangan 12 bulan, unit tiga akan selesai dalam 15 bulan, unit empat rencananya selesai dalam 18 bulan.

"Kami menargetkan, instalasi mesin ini akan rampung paling cepat 42 bulan ke depan," ungkapnya seraya memberikan gambaran, apabila sampah di TPA Sumurbatu terus dikelola dengan teknologi PLTSa tanpa ada pasokan sampah baru, maka tumpukan sampah akan habis dalam waktu 15 tahun ke depan.

"Sampah di TPA Sumurbatu ini tidak akan habis, karena setiap hari sampah akan terus masuk ke TPA hasil produksi masyarakat ," tukasnya. (lam)

Post a Comment

MKRdezign

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget