Latest Post



Kubu nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin tak masalah dengan undangan masyarakat Aceh mengenai para capres dan cawapres Pemilu 2019 untuk tes membaca Alquran. Walaupun, membaca Alquran bukan syarat sebagai pemimpin yang tertuang dalam konstitusi.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan, undangan tes membaca Alquran sebagai cara masyarakat Aceh mengoreksi pihak-pihak yang menggunakan isu agama dalam berpolitik.

"Maka bagi kami sekali lagi itu cara masyarakat Aceh untuk mengingatkan pemimpinnya. Karena selama ini mereka yang menggunakan isu agama dengan adanya semacam haymaker punch, ternyata mulas betul perutnya dan kemudian mengajak kembali pada konstitusi," kata Hasto di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/12/2018).

Hasto mengatakan tak ada syarat kemampuan membaca Alquran bagi capres-cawapres di dalam konstitusi. Kontestasi politik ini pun harus mengacu pada peraturan yang berlaku.

"Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk Pemilu itu kita harus mengacu pada konstitusi. Menjadi pemimpin khususnya presiden dan wakil presiden syarat-syaratnya sudah diatur sesuai dengan Pasal 10 peraturan KPU Nomor 22 tahun 2018 dan itulah yang kita ikuti," jelas dia.

"Enggak usah diajak kami setia pada jalan konstitusi itu. Tetapi apa yang disampaikan masyarakat Aceh itu juga sebagai tradisi dan mimpi dari masyarakat Aceh dan akhirnya buat masyarakat Aceh siapa sih yang punya kemampuan itu dan akhirnya dari kubu sebelah itu menunjukkan bahwa mereka tidak siap," sambung dia.

Sekjen PDIP ini juga meminta jangan ada lagi pihak yang menggunakan isu-isu agama untuk menarik simpati publik. Semua pihak harus mengacu pada konstitusi.

"Gunakanlah ketentuan-ketentuan di dalam konstitusi. Tapi peribahasa sudah saya katakan menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. Itu menjadi peribahasa yang dianalogikan sangat tepat bagi yang menggunakan isu-isu agama," kata Hasto.

Hasto menambahkan, tanpa adanya tes membaca Alquran, keislaman Jokowi maupun Ma'ruf Amin tak perlu diragukan. Karena itulah isu-isu agama tak perlu digulirkan.

"Maka jangan gunakan isu-isu agama dengan cara-cara seperti itu hanya karena ambisi kekuasaan. Orang Jawa bilang nanti kualat," pungkas Hasto.


Usulan Dewan Ikatan Dai Aceh


Dewan Ikatan Dai Aceh mengusulkan adanya tes baca Alquran bagi kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berlaga di Pilpres 2019.

"Untuk mengakhiri polemik ke-Islaman capres dan cawapres, kami mengusulkan tes baca Alquran kepada kedua pasangan calon," kata Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh, Sabtu (29/12/2018).

Sebagai organisasi yang fokus pada pengembangan dakwah dan syiar Islam, pihaknya ingin turut berperan dalam pesta demokrasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

"Kami akan mengundang kedua pasangan calon untuk mengikuti uji mampu membaca Alquran. Tes membaca Alquran akan dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada 15 Januari 2019," kata Ishak seperti dikutip Antara.

Menurut dia, hasil tes membaca Alquran tidak mempengaruhi keputusan KPU/KIP. Namun sebagai langkah awal untuk mengakhiri politik identitas yang sudah terlanjur terjadi.

"Kami ingin menguji baca Alquran bagi setiap pasangan calon. Ini kita mulai dari Aceh," ujar Ishak.

Dia juga menyatakan, tes membaca Alquran untuk meminimalkan politik identitas yang sudah terlanjur dilakukan oleh pendukung kedua pasangan calon tersebut.

Menurut dia, ormas lainnya disejumlah daerah di Indonesia juga sudah lebih dulu mengusulkan uji membaca Alquran bagi capres dan cawapres.

sumber:



Program pengurusan sertifikat tanah gratis melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) masih saja dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari untung.

Program PTSL yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sebenarnya bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam hal melegalkan hak atas tanahnya.

Di wilayah Desa Muarabakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, sejumlah warga mengeluhkan mahalnya biaya pengurusan sertifikat tanah melalui program PTSL. Dimana aparat desa diduga memetok biaya sebesar Rp1,5 juta rupiah untuk warga yang tidak mampu atau yang berpenghasilan rendah.

Sementara untuk warga yang mampu, aparat desa mematok harga pengurusan sertifikat senilai Rp2,5 juta rupiah. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, kebijakan ini tentu sangat memberatkan.

”Angka yang diminta sama orang desa itu Rp2,5 juta, tapi gak kaku masih bisa nego Rp1,5 juta infonya, itu untuk satu buku/satu bidangnya. Mungkin kalau untuk yang mampu sah-sah saja, nah kalau buat yang gak ada duit atau yang gak mampu sama aja diperas masyarakat. Kalau buat saya sih wajar kalau cuma untuk uang bensin atau uang lelah, asal jangan keterlaluan angkanya (nominal uang),” ujar seorang warga Desa Muarabakti yang enggan disebutkan namanya, Rabu (12/12/2018).

Dikatakannya, saat ini masyarakat Desa Muarabakti yang sudah mendaftar kurang lebih ada 1.500 bidang/buku, sementara target PTSL di desa tersebut sebanyak 2.000 bidang.

“Jadi, modusnya itu awal masukin berkas belum dipungut biaya. Nah setelah sertifikat jadi, masyarakat menebus. Infonya berkas yang sudah naik (di Kantor BPN) 1.500 bidang, dan info kemarin (yang sudah jadi sertifikat) baru turun 60 buku, berarti masih ada 1.440 buku lagi (di BPN),” bebernya.

Jika biaya PTSL ditarif rata-rata senilai Rp1,5 juta terhadap 1.500 bidang tanah, maka total pungutan liar (pungli) di wilayah tersebut senilai Rp. 2.250.000.000 (dua miliar dua ratus lima puluh juta rupiah).

Hal senada dikatakan AS (32). Dia pun mengaku dimintai biaya oleh oknum desa yang menjadi petugas program PTSL. “Orang desa bang (yang minta biaya penebusan sertifikat tanah, red), dia bilang nanti ini (buku sertifikat tanah) nebus yah Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta untuk 1 bukunya (jika sertifikatnya sudah jadi),” ujar AS.

Terkait hal tersebut, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bekasi, Deni Santo, saat dikonfirmasi dirinya mengatakan tidak pernah mengintruksikan kepada petugas BPN untuk meminta atau memungut dengan membebankan biaya pembuatan sertifikat dalam program PTSL kepada masyarakat.

“Petugas BPN sudah dilarang dan tidak ada pungutan seperti itu. Kami akan teliti lapangan dan klarifikasi ini (soal keluhan masyarakat, red) ke tim PTSL BPN yang ada di desa tersebut,” ujarnya melalui pesan WhatsApp Messenger. Minggu (23/12/2018).

Sementara, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Muarabakti Asmawi ketika dikonfirmasi melalui via handphone belum menjawab. (Red)



Pedagang pakaian di Pasar Cisarua, Wiswarman (53), bercerita saat ia ditemui Caleg Dapil Jawa Barat V, Faldo MaldIni.

Wiswarman mengatakan, kedatangan Faldo yang juga sebagai Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada seminggu yang lalu untuk meminta dukungan saat Pemilihan Presiden (Pileg) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) nanti.

Namun, Wiswarman mengatakan kalau ia mendukung Joko Widodo (Jokowi) saat Pemilihan Umum (Pemilu) nanti.

"Mereka berkunjung ke sini, kenalan, lalu minta dukungan. Saya bilang, saya pendukung Jokowi," ungkap Wiswarman, di Pasar Cisarua, Kabupaten Bogor, Minggu (23/12/2018).

Ia menambahkan, Faldo meminta dirinya untuk membuat video.

Video yang akan dibuat ini, kata Wiswarman, sebagai penyaring.

"Pas saya bilang dukung Jokowi, kata Faldo 'Tapi tidak apa-apa pak, buat saringan pemerintah'. Enggak jadi masalah kata saya. Ia datang ke Pasar Cisarua siang sekira pukul 13.00 WIB," jelas Wiswarman.

Wiswarman pun mengatakan Faldo tidak memaksa dirinya untuk memilih Prabowo.

Malah, diungkapkannya, Faldo adalah orang yang ramah dan merakyat.


Meski di Pasar Cisarua dulu mayoritas adalah pendukung pasangan Capres Nomor 2, Prabowo Subianto, Wiswarman mengaku tetap akan memilih Jokowi.

"Pada Pemilu 2014 lalu memang benar mayoritas adalah pendukung Prabowo, tapi sekarang enggak tau. Belum ada tim sukses dari masing-masing calon yang datang ke Pasar Cisarua pada kampanye sekarang. Baru Faldo saja yang datang kemarin," terangnya.

Wiswarman pun tidak mengetahui kalau video yang di unggah Faldo bakal viral.

Sebab, handphone pedagang pakaian ini sendiri bukan lah smartphone.

"Saya tau besoknya pas teman-teman di pasar bilang saya keren. Saya enggak tau mengapa, handphone saya saja jadul gini," jelasnya sambil tertawa.

Lainnya, pedagang-pedagang yang berada di Pasar Cisarua pun dijelaskan Wiswarman, tidak memaksanya untuk memilih Prabowo.

"Pilihan saat Pemilu kan hati murani. Tidak ada paksaan. Meski semuanya mendukung Prabowo, saya tetap Jokowi. Saya dukung penuh 100 persen meski isu apa pun beredar," tuturnya.

sumber : ucnews



Salah satu tanda kecintaan kita terhadap Rasulullah yakni dengan mengamalkannya sunnahnya, dan salah satu bukti lain dari kecintaan kita terhadap Rasulullah adalah berkeinginan kuat untuk berkumpul dengan beliau di hari kemudian. Dan yang paling umum adalah dengan bersholawat kepada beliau di setiap saat dalam setiap detik hari-hari yang kita lewati.

Kecintaan yang luar biasa apalagi untuk manusia teristimewa Rasulullah, adalah sebuah hal yang utama bagi nenek misterius ini, dia begitu merindukan untuk kelak dipertemukan dengan Rasulullah di hari akhirat kelak, dan demi mewujudkan harapannya itu beliau sehari-harinya menunaikan hal unik demi mewujudkan harapannya itu, hal unik apakah yang nenek tua ini lakukan? Mari kita simak ulasan cerita keajaiban ini.

Sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya dipasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke Masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan shalat dzuhur .

Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai shalat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras.

Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku, ” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya”. Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu.

Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat, Pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya, Kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan anda dapat mendengarkan rahasia itu. “Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai, ” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Nabi Muhammad.

Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Rasulullah menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.“

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura yang bernama Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah subhana wata ala. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur, Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah ?

sumber :



Tetapi sebelumnya sebagai seorang wanita yang patuh kepada suaminya, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, "Suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu ?".
Rupanya suaminya memiliki karakter berbeda dengan wanita itu. Dengan suara lantang dan kasar menjawab, "Tidak usah! usir saja dia, dan tutup kembali pintunya!" Si isteri terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada pengemis tadi sehingga dia berlalu dengan kecewa.
Pada suatu hari yang naas, perdagangan lelaki itu jatuh bangkrut. Kekayaannya habis dan ia menderita banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat dengan isterinya, rumah tangganya menjadi berantakan sehingga terjadilah perceraian.
Tidak lama sesudahnya bekas isteri yang pailit itu menikah lagi dengan seorang pedagang dikota dan hidup berbahagia. Pada suatu ketika wanita itu sedang makan dengan suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Setelah pintunya dibuka ternyata tamu tak diundang itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hati wanita itu. Maka wanita itu berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?". Suaminya menjawab, "Berikan makan pengemis itu!".
Setelah memberi makanan kepada pengemis itu isterinya masuk kedalam rumah sambil menangis. Suaminya dengan perasaan heran bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis? apakah engkau menangis karena aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?".
Wanita itu menggeleng halus, lalu berkata dengan nada sedih, "Wahai suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada diluar itu ?............ Dia adalah suamiku yang pertama dulu."
Mendengar keterangan isterinya demikian, sang suami sedikit terkejut, tapi segera ia balik bertanya, "Dan, tahukah engkau siapa aku yang kini menjadi suamimu ini?.................. Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya!".
Roda hidup selalu berputar. Anda tidak akan pernah tahu posisi Anda akan diatas atau di bawah.
Renungan :
"Jangan Bersikap Sombong ketika berada diATAS, tebarkan perbuatan baik dimana - mana maka anda akan menerima balasannya"

sumber :

MKRdezign

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget